Gold and King
Gold and King
Antara Kisah Nyata dan Fiksi
Gold dan King adalah dua judul film
yang sama-sama mengangkat genre drama sport. Gold adalah film India yang diangkat dari kisah nyata perjuangan India
dalam meraih emas di Olimpiade Hoki di Lodon tahun 1948 yang dirilis baru-baru
ini. Sementara King adalah film Indonesia yang produksi oleh Ari Sihasale
bersama Nia Zulkarnaen yang dirilis tahun 2009 dengan mengangkat tema bulu
tangkis sebagai setting cerita.
Film Gold terinspirasi dari kisah
nyata perjuangan seorang manager Hoki India yang bernama Tapan Das yang
diperankan aktor kawakan Akshay Kumar yang bermimpi mengibarkan bendera India
di Inggris setelah tiga tahun India memenangkan Hoki dengan bendera Inggris
karena saat itu India masih berada pada negera jajahan Inggris.
Film King terinspirasi dari
keberhasilan Liem Swie King dalam olimpiade Bulu Tangkis yang mengharumkan nama
Indonesia, karena itu menurut sang sutradara Ari Sihasale film
tersebut mengambil judul “King” yang
diambil dari nama belakang Liem Swie King.
Meski
sama-sama mengangkat genre drama sport, film Gold dan King tidaklah sama. Gold
adalah film biopic yang setting dan ceritanya benar-benar ada dan nyata di
kejadian tahun 1948. Sementara King adalah film fiksi yang terinspirasi dari
keberhasilan seorang atlit bulu tangkis yang bernama Liem Swie King yang
menjadi idola sang tokoh yang bernama Guntur.
Film Gold didasari pristiwa nyata dari kemenangan mendali
emas pertama untuk negara India sebagai negara yang baru merdeka yang ikut olimpiade
tahun 1948 di London Inggris. Tapan Das
adalah manager tim yang memimpin untuk dapat membangun tim Hoki all India
pertama di negara India. Tujuan Tapan Das adalah mengalahkan Inggris.
Film Gold diawali pada
pristiwa dari tahun 1936, pada saat itu India membuat dampak besar terhadap
Hoki India perwakilan Inggris dan memenangkan emas ketiga secara beruntun. Tim
tersebut disebut dengan tim British dan dikelolah oleh manager junior Benggali
yang sangat gigih dan cukup cerdik yaitu Tapas Das untuk membentuk tim
olimpiade London 1948. Mimpi Tapas Das yaitu bendera India menjulang tinggi di
tanah Inggris yang akan menjadi moment yang begitu membanggakan.
Konflik Yang Sederhana di Film Gold
Film yang berdurasi 2 jam
50 menit ini mengangkat konflik yang sederhana antara pemain dan persaingan
manager, namun konflik justru membuat penasaran penonton saat salah satu pemain
dari Benggali tidak diturunkan dalam tim sampai detik-detik terakhir
pertandingan dan Indiapun memperoleh emas di ajang olimpiade London tahun 1948.
Film yang berdurasi
sangat panjang itu tidak membosankan karena selain menyuguhkan konflik di
antara pemain dan manager, film tersebut juga menyuguhkan suasana masa lampau
dengan barang-barang antik pendukung film serta lagu-lagu India yang berhubungan
dengan film.
Sumber : Google
King, film fiksi bernuansa biografi
Film King menceritakan
kisah perjuangan dan perjalanan panjang seorang anak bernama Guntur dalam
meraih cita-citanya menjadi seoarang juara bulu tangkis seperti idola Guntur
dan ayahnya yaitu Liem Swie King.
Ayah
Guntur adalah seorang komentator pertandingan bulu tangkis antar kampung yang
juga bekerja sebagai pengumpul bulu angsa bahan untuk pembuatan shufflecock (bola untuk bulu tangkis).
Dia sangat mencintai bulu tangkis dan dia menularkan semangat dan kecintaannya
itu pada Guntur.
Mendengar
cerita ayahnya tentang “King” sang idola, Guntur bertekad untuk dapat menjadi
juara dunia, kemudian Guntur berjuang dengan segala keterbatasan dan kendala
yang ada di depannya. Dengan berbagai kendala dan pengorbanan berat yang harus
dilakukan Guntur tak henti-hentinya berjuang untuk mendapatkan beasiswa bulu
tangkis dan meraih cita-citanya untuk menjadi juara dunia bulu tangkis
kebanggaan Indonesia
Film dari Kisah Nyata
Bolywood
memang sering mengangkat film yang dilatarbelakangi kisah nyata, diantaranya
adalah film “Lion”, kisah perjuangan
seorang bocah yang terpisah dari keluarganya sejak berusia 5 tahun dan ketika
besar mencari orang tuanya. Film “Daggal”, kisah atlit gulat wanita pertama
India yang meraih mendali emas dalam olimpiade. Ada juga film “Neerja” kisah
nyata seorang pramugari Purser Neerja
Bhanot, yang ditetapkan sebagai pahlawan
internasional karena aksinya yang berani melawan teroris. Gold adalah salah
satu dari film yang diambil dari kisah nyata seorang pejuang olah raga.
Indonesia
juga banyak memproduksi film-film yang diangkat dari kisah nyata seperti
Jendral Sudirman, Kartini, K.H Ahmad Dahlan, Rudi Habiebie dan yang lainnya.
Film-film biopic ini pada umumnya bercerita seorang pahlawan dan tokoh-tokoh
yang ada di Indonesia.
Sumber : Google
Indonesia Punya Sejarah di Olimpiade Bulu Tangkis
Jika India puya sejarah di olimpiade hoki, Indonesia juga
punya sejarah di olimpiade bulu tangkis. Olah raga bulu tangkis di Indonesai sudah ada sejak tahun 1930 saat
Indonesia sebagai negara jajahan Hindia Belanda, saat itu bulu tangkis dinaungi
oleh Ikatan Sport Indonesia (ISI).
Pasca kemerdekaan tahun
1947, bulu tangkis semakin berkembang di bawah naungan Persatuan Olah Raga
Indonesia (PORI) dan tahun 1951 terbentuklah Persatuan Bulu Tangkis Seluruh
Indonesia (PBSI). PBSI lahir di tengah gejolak revolusi. Saat itu sebagai
bangsa yang baru lahir, Indonesia berjuang keras agar punya prestasi di tingkat
dunia. Presiden Soekarno menggelorakan Nation
Building dengan harapan olah raga dapat menjadi alat untuk mengenalkan
Indonesia pada dunia.
Presiden Soekarno
kemudian menerbitkan Kepres No.263/1953 untuk memenangkan Indonesia menjadi 10
besar dalam bidang olah raga. PBSI
akhirnya berprestasi dalam IBF tahun 1953. Tahun 1958 Indonesia ikut piala
Thomas di Singapura, saat itu negara yang unggul adalah Amerika , Malaysia,
Denmark, Inggris dan Thailand. Tapi tidak disangka Indonesia unggul dengan dua
bintang Indonesia Tan Joe Hok dan Ferry Sonnevile yang tampil di All Indonesia
Final.
Dalam perjalanan panjang
perjuangan untuk mengutus atlit bulu tangkis Indonesia di olimpiade, tercatat
di arsip Indonesia saat itu PBSI harus mengumpulkan dana melalui dompet “Ferry
Sonnevile” untuk membeli tiket pesawat.
Tahun 1961 tim bulu
tangkis kembali merebut piala dengan mengalahkan Thailand di final. Tahun 1964
Indonesia kembali menang. Tahun 1960 sampai 1970 adalah era kejayaan Indonesia
di cabang olah raga bulu tangkis. Rudi Hartono tercatat di Guinnes Book of
World Rekord, karena Rudi Hartono mampu merebut juara All England 8 kali
berturut-turut. Sementara Liem Swie King adalah juara All England tahun 1981.
Dari liku-liku dan
perjuangan panjang kejayaan atllit bulu tangkis Indonesia di tingkat dunia,
mestinya lahir film “Gold” Indonesia sebagai film yang benar-benar terinspirasi
dari kisah nyata bukan sekedar inspirasi sebuah fiksi. (...)
Komentar
Posting Komentar