Hadapi Gempuran Tekhnologi dan Informasi
Hadapi
Gempuran Tekhnologi dan Informasi;
Lindungi
Keluarga Dengan Metode “Rahasia” dan Doa
Gempuran
tehnologi dan informasi saat ini tidak dapat dihindari lagi. Dia datang
bagaikan Tsunami yang menerjang tanpa dapat dikompromi. Harus disadari bahwa
kita telah memasuki dunia ‘gadget’ yang merupakan puncak era globalisasi.
Sebuah keterbukaan informasi yang mendunia tanpa batas dan tanpa sensor. Dengan
gadget, siapapun dapat mengakses informasi apapun, dimanapun, kapanpun yang
pengguna gadget inginkan.
Gadget
adalah suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis
yang secara spesifik dirancang lebih canggih dibandingkan dengan tehnologi yang
diciptakan sebelumnya. Salah satu fitur terkenal dan paling menarik dari gadget adalah internet.
Internet saat ini dapat diakses siapapun, dan tentunya memiliki dampak
positip dan negatif. Dampak positip internet, saat ini penggunanya dapat
mencari informasi yang dibutuhkannya. Begitu juga dengan anak-anak kita yang
masih bersekolah, mereka selalu menggunakan internet untuk mengerjakan
tugas-tugas pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru-gurunya.
Namun, harus diakui bahwa gadget dapat memberikan pengaruh negatif terhadap
penggunanya. Gadget dan perkembangan
tehnologi dan informasi yang tidak terbendung telah melahirkan
kejahatan-kejahatan di tengah-tengah masyarakat, salah satunya adalah penerbitan situs porno.
Pornografi merupakan kejahatan yang sudah mengakar sejak zaman dahulu.
Dengan kehadiran tehnologi internet, pornografi menjadi semakin meluas karena
siapapun dapat mengakses konten porno hanya dengan menggunakan smart phone.
Salah satu bukti kejahatan pornografi dari pengaruh internet adalah munculnya
Grup Face
Book Official Loly Candy’s yang berkonten pornografi anak di bawah
umur. Konten tersebut telah menetapkan tersangka Wawan alias Snorlax yang
merupakan penjaga warnet. Dari konten tersebut ratusan bahkan mungkin ribuan
anak telah menjadi korban dalam grup tersebut.
Berbagai masalah akhirnya timbul akibat dari gempuran tekhnologi dan
informasi melalui gadget. Anak-anak sudah mulai ketergantungan gadget,
prestasi belajarpun menurun dan parahnya lagi sebahagian anak-anak bahkan
menjadi korban pelecehan, baik dia sebagai pelaku maupun korban. Konten porno
yang ditonton anak-anak mengakibatkan anak-anak melakukan hal yang tidak
sewajarnya yang mengakibatkan anak bahkan menjadi tersangka.
Rahasia dan Doa
Dengan adanya dampak dari gempuran
tehnologi dan informasi melalui gadget, setiap orang tua yang memiliki
anak, tentunya cemas. Cemas saja tidak cukup untuk mengatasi masalah tersebut,
harus ada tindakan konkrit yang diawali dari dalam keluarga. Keluarga adalah
filter awal bagi anak-anak atas kebebasan memakai gadget. Keluarga adalah
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari atas Kepala Keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergatungan (Wikipedia, defenisi keluarga).
Saling
ketergantungan sesama anggota keluarga dapat memberikan peluang kita sebagai
orang tua untuk melakukan perlindungan terhadap anak kita. Berikan perlindungan
awal kepada anak-anak kita, sebelum anak-anak kita mencari perlindungan di luar
rumah. Filter awal berasal dari keluarga sebelum mereka mencari informasi di
luar.
Sebagai
orang tua yang bekerja, kita perlu menerapkan metode “Rahasia” dan Doa dalam
mendidik dan mengingatkan anak-anak, untuk menghadapi gempuran teknologi dan
informasi yang datang bak tsunami tersebut. Rahasia dan Doa itu harus dilakukan
dalam keluarga, untuk memenuhi hasrat ketergantungan anak di dalam keluarga.
Apa itu rahasia ?. Rahasia itu adalah; R (Rangkul anak dalam suka dan duka).
Merangkul anak pada saat suka dan duka kami lakukan dengan cara
membiasakan anak-anak untuk terbuka di dalam keluarga. Sebaliknya kita
sebagai orang tua juga harus terbuka kepada anak tentang situasi dan
kondisi keluarga. Menceritakan alasan mengapa ibu yang harusnya di rumah
tetapi terpaksa bekerja. Mengakui kelemahan-kelemahan setiap manusia, apapun
posisinya, sebagai anak, sebagai ibu atau sebagai ayah. Dan yang terpenting
membiasakan anak untuk bercerita saat menghadapi masalah.
A (Ajak anak berdialog). Mengajak
anak-anak berdialog, harus rutin dilakukan meskipun tidak terjadwal. Para ahli
sudah banyak menulis bahwa dialog dapat mencari solusi untuk mengatasi
masalah. Dialog dilakukan untuk mengetahui pendapat anak-anak kita, untuk
menentukan langkah berikutnya, dan dapat membuat kesepakatan yaitu sepakat
untuk tidak sepakat dengan sesuatu yang dianggap salah. Dialog bukan mencari
siapa yang salah dan siapa yang benar. Bukan untuk menentukan siapa yang kalah
dan siapa yang menang. Orang tua harus sering-sering berdialog dengan
anak-anak, untuk menentukan sikap dan membuat kesepakatan bersama.
H (Hampiri anak saat sendiri). Yang
terpenting selanjutnya yang harus dilakukan adalah menghampiri anak saat
sendiri. Anak remaja pada masa puberitas pada anak perempuan berlangsung dari
usia 11-15 tahun, sedangkan pada anak laki-laki 12-16 tahun, biasanya mempunyai
kebiasaan menyendiri. Puberitas adalah periode dalam rentang perkembangan
ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Menurut
Root, masa puber adalah suatu tahap dalam perkembangan di mana terjadi
kematangan alat-alat seksual dan tercepat kemampuan reproduksi. Dalam
kondisi tersebut, biasanya anak ingin menyendiri, mencoba menyimpan rahasia
dalam perubahan diri. Agar rahasia mereka menjadi bagian dari rahasia kita maka
hampiri anak saat menyendiri. Moment menghampiri anak saat menyendiri dapat
dilanjutkan dengan mengajak anak berdialog dengan tofik rahasia yang dimiliki
anak.
A (Asyik bersama anak), Sesibuk
apapun kita orang tua, harus punya kesempatan bercanda sama anak-anak. Kita
harus selalu asyik bersama anak. Bagaimana mewujudkan asyik itu, maka kita
harus memilih asyik itu secara bersama-sama. Luangkan waktu untuk asyik bersama
anak dengan meninggalkan kegiatan rutinitas rumah, meninggalkan tontonan,
meninggalkan gadget serta meninggalkan kesibukan apapun yang menjadi beban dari
kantor. Luangkan waktu setiap hari minimal 2 (dua) jam untuk asyik bersama
anak. Asyik dengan cara bermain bersama dan bercanda sesuai dengan apa yang
diinginkan anak dan kita.
S (Sesekali nonton bareng di bioskop).
Untuk lebih mendekatkan diri kita kepada anak-anak, kita perlu menciptakan
moment bahagia bersama. Salah satu moment yang dapat dilakukan adalah dengan menonton
di bioskop. Sesekali upayakan menonton di bioskop bersama anak, minimal satu
bukan sekali. Menemani anak memilih film yang layak ditonton sesuai usianya.
Sekaligus membahas film yang telah ditonton dalam keluarga. Kita juga harus
mengajak anak untuk memilih dan memilah filem sesuai dengan usianya.
I (Izinkan anak berpendapat). Dalam
membahas permasalahan maupun hasil sesuatu yang ditonton anak-anak, kami sering
melakukan diskusi bersama. Diskusi saat makan bersama, diskusi saat usai
memilih film, dan diskusi saat menonton televisi. Saat melakukan diskusi
tersebut izinkan anak berpendapat. Pendapat anak didengarkan, jika menurut kita
positip dapat diterima tetapi jika pendapatnya tidak dapat diterima, kita harus
memberikan penjelasan mengapa pendapatnya tidak diterima. Diskusi juga bisa
kita lakukan dengan tofik informasi terbaru yang ada di internet.
A (Akhiri malam dengan pelukan).
Setelah melakukan hal-hal di atas, yang perlu dilakukan orang tua adalah
mengakhiri malam dengan pelukan. Banyak orang tua yang selalu menjaga wibawanya
di depan anak-anak, bahkan dalam satu keluarga ada anak-anak yang sungkan
bahkan takut kepada orang tuanya, terutama orang tua laki-laki (bapak).
Biasakanlah memeluk anak di malam hari, agar terdapat ketenangan dalam jiwanya
dengan tujuan mereka tidak mengakhiri malam dengan gadget. Pelukan seorang ibu
akan membawa kedamaian dan kesejukan, pelukan seorang ayah akan membawa energi
positip membuat anak berani.
Doa. Setelah rahasia itu dilakukan, maka
bungkus harapan dalam doa malam. Dari segala upaya yang dilakukan, yang
terpenting adalah berdoa. Memohon ridho kepada Allah atas segala yang
dilakukan. Bermunazat kepada Allah untuk anak-nak kita, memohon agar anak-anak
kita mendapatkan takdir yang baik. Segala sesuatu terjadi karena Allah. Allah
telah menentukan segala perkara untuk makhluk-Nya sesuai dengan ilmu-Nya yang
terdahulu (azali) dan ditentukan oleh hikmah-Nya. Tidak ada sesuatupun yang
terjadi melainkan atas kehendak-Nya dan tidak ada sesuatupun yang keluar dari
kehendak-Nya.
Penutup
Seberapa
besar upaya kita untuk dapat dekat kepada anak, sebesar itu pula besarnya
keterbukaan anak kepada kita. Hal ini dapat dijadikan benteng serta
filter awal, ketika informasi negatif menghantam anak-anak. Kalau sang pujangga
Kahlil Gibran dalam puisinya menyatakan; “Anakmu bukanlah milikmu,
mereka adalah putra-putri sang Hidup, yang rindu akan dirinya
sendiri. Mereka lahir lewat engkau, tetapi bukan dari engkau, mereka ada
padamu, tetapi bukanlah milikmu.” Tidak bagi kami, anakku
adalah anakku, kertas putih yang harus kutorehkan warna indah dalam menghadapi
dunia. Dia adalah amanah yang dititipkan Allah, dan dengan izin Allah, In Sya
Allah akan menjadi terbaik. Semua diawali di dalam keluarga.
(Penulis
adalah aktivis pemerhati anak dan perempuan, saat ini bekerja di Tenaga
Sensor Film, Lembaga Sensor Film Republik Indonesia).
Komentar
Posting Komentar